China Xi Jinping menggunakan kunjungannya ke Shanghai pada Selasa (29/4/2025) untuk menegaskan pentingnya kecerdasan buatan (AI) dan menekankan posisi China sebagai pemimpin negara-negara berkembang atau Global South, di tengah perang dagang dengan Amerika Serikat (AS).
Xi menyampaikan bahwa China mampu mengembangkan teknologi unggul sendiri dan memiliki pasar alternatif di luar negara-negara Barat.
“Ini adalah unjuk kekuatan,” kata Alfred Wu, pakar China dari National University of Singapore.
Dalam kunjungan perdananya ke Shanghai sejak November 2023, Xi meminta kota tersebut mempercepat transformasi menjadi pusat teknologi dan inovasi yang berpengaruh secara global, khususnya dalam pengembangan dan tata kelola AI.
Menurut kantor berita Xinhua, Xi juga mendorong pemberlakuan lebih banyak kebijakan yang mendukung pertumbuhan teknologi saat ia mengunjungi laboratorium inkubasi startup AI dan mencoba kacamata pintar buatan dalam negeri.
Langkah ini sejalan dengan kesuksesan startup AI asal China, DeepSeek, dan ambisi Beijing untuk menjadi pemimpin global dalam bidang kecerdasan buatan.
Perkuat Aliansi Global South lewat BRICS
Selain mendorong teknologi, Xi juga mengunjungi New Development Bank (NDB), lembaga keuangan multilateral milik negara-negara BRICS, dan bertemu presidennya, mantan Presiden Brasil Dilma Rousseff.
Xi menyatakan bahwa China siap memperkuat kerja sama proyek dengan NDB dan berbagi pengalaman pembangunan dengan negara anggota lainnya.
Ia menekankan, kebangkitan kolektif negara-negara Global South menjadi kekuatan penting dalam menjaga perdamaian dunia.
“China ingin menawarkan alternatif terhadap tatanan global yang selama ini didominasi oleh AS,” kata Alfred Wu.