
Pemerintahan Presiden Donald Trump menyebut langkah ini sebagai bentuk baru komitmen Washington terhadap Kyiv, setelah berakhirnya bantuan militer langsung dari AS.
Pemerintah Ukraina menyatakan, berhasil mengamankan beberapa poin penting dalam negosiasi, termasuk pengakuan atas kedaulatan penuh terhadap logam tanah jarang di wilayahnya.
Material ini dianggap vital untuk pengembangan teknologi baru, tetapi sebagian besar belum dieksplorasi secara maksimal.
“Ukraina mempertahankan kendali atas kekayaan alamnya sendiri,” demikian pernyataan resmi yang dirilis Pemerintah Kyiv, dikutip dari kantor berita AFP.
Kompensasi atas bantuan senjata
Kesepakatan ini terjadi dalam konteks hubungan bilateral yang menegang. Trump sebelumnya menuntut imbalan berupa akses terhadap sumber daya mineral Ukraina, sebagai kompensasi atas bantuan militer senilai miliaran dollar AS yang dikirimkan oleh pemerintahan Joe Biden setelah invasi Rusia pada 2022.
Menurut laporan, Trump sempat mengincar hak eksplorasi atas mineral senilai hingga 500 miliar dollar AS (Rp 8,27 kuadriliun), sekitar empat kali lipat dari total bantuan yang diberikan AS kepada Ukraina sejak perang berlangsung.
Ukraina akhirnya menyetujui kesepakatan ini sebagai jalan untuk menjamin investasi jangka panjang dari AS.
Langkah tersebut dipandang sebagai upaya Trump untuk mengurangi keterlibatan militer global AS dan menggeser fokus ke arah kerja sama ekonomi.
Dinamika politik antara kedua negara tetap tidak mudah. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dijadwalkan menandatangani kesepakatan ini dalam kunjungan resmi ke Gedung Putih pada 28 Februari 2025, tetapi pertemuan itu berubah menjadi konfrontasi terbuka.
Trump bersama Wakil Presiden JD Vance memarahi Zelensky dalam pertemuan yang disiarkan langsung.
Mereka menuduhnya tidak menunjukkan rasa terima kasih atas dukungan AS. Alhasil, Zelensky meninggalkan Gedung Putih tanpa menandatangani kesepakatan saat itu.
Menurut Biro Penelitian Geologi dan Pertambangan Perancis, Ukraina memiliki sekitar 5 persen cadangan tanah jarang global.
Negara ini juga diyakini memiliki 20 persen cadangan grafit dunia—komponen utama dalam baterai kendaraan listrik.
Selain itu, Ukraina merupakan salah satu produsen utama mangan dan titanium, serta menyimpan deposit litium terbesar di Eropa.
Namun, sebagian besar sumber daya ini masih belum dimanfaatkan secara optimal. Banyak lokasi tambang potensial kini berada di wilayah yang dikuasai pasukan Rusia.
Rusia sendiri saat ini menguasai sekitar 20 persen wilayah Ukraina, setelah lebih dari tiga tahun perang yang menewaskan puluhan ribu orang, termasuk warga sipil.