
AS), Donald Trump telah merilis serangkaian keputusan besar yang mengubah arah kebijakan luar negeri AS.
Tak hanya di dalam negeri, kebijakannya tersebut juga berhasil mengguncang global dan menimbulkan gejolak di pasar keuangan,
Dalam waktu kurang dari empat bulan, berikut ini adalah kebijakan dan momen kontroversial selama masa pemerintahan Trump.
1. Hari Pertama Penuh Dekrit
Di hari ia dilantik pada Senin (20/4/2025), Trump langsung menandatangani 26 dekrit eksekutif dalam sehari, yang menjadi sebuah rekor baru.
Salah satu keputusan pertamanya adalah menarik AS keluar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan memberikan pengampunan kepada para perusuh yang menyerbu Gedung Capitol empat tahun lalu.
2. Usulan Pengambilalihan Gaza
Pada Selasa (4/2/2025), dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Trump mengusulkan agar AS mengambil alih Jalur Gaza yang porak-poranda akibat perang.
Ia menyebut wilayah tersebut berpotensi menjadi “Riviera Timur Tengah” jika direvitalisasi, dan berharap warga Palestina dapat dipindahkan.
Segera setelah diusulkan, Trump mendapat kecaman dari komunitas internasional.
3. Konferensi Pers Bersama Elon Musk dan Putranya
Trump tampil bersama pengusaha Elon Musk dan putranya X Æ A-Xii dalam konferensi pers di Gedung Putih pada Rabu (12/4/2205).
Musk, yang kini memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), membela diri dari tuduhan kurangnya transparansi dan potensi konflik kepentingan.
4. Pemulihan Hubungan dengan Rusia
Di hari yang sama, Trump mengakhiri isolasi diplomatik terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin melalui percakapan telepon selama 90 menit.
Hubungan keduanya makin erat dengan pertemuan-pertemuan yang mengecualikan negara-negara Eropa, serta pertukaran tahanan antar kedua negara.
Sikap Trump tersebut berbeda dengan pendahulunya, Joe Biden, yang mengutuk keras serangan Rusia ke Ukraina.
5. Wakil Presiden AS JD Vance Menegur Eropa
Dua hari setelahnya, Wakil Presiden AS JD Vance mengejutkan para pemimpin Eropa di Konferensi Keamanan Munich.
Ia menuduh mereka membatasi kebebasan berbicara, kurang berkontribusi dalam pertahanan, dan gagal mengatasi masalah imigrasi.