
Iran mengeksekusi seorang pria bernama Mohsen Langarneshin pada Rabu (30/4/2025), setelah ia dinyatakan bersalah atas tuduhan mata-mata dan kerja sama intelijen dengan Israel.
Eksekusi ini berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran, Amerika Serikat, dan Israel terkait negosiasi nuklir yang masih berlangsung.
Menurut laporan media resmi Iran, Langarneshin diduga bekerja selama dua tahun untuk dinas intelijen Israel, Mossad.
Selama periode itu, ia disebut terlibat dalam berbagai operasi sabotase dan aksi teror, termasuk pembunuhan Kolonel Garda Revolusi Iran, Sayad Khodai, pada 2022.
Langarneshin juga dituduh membantu serangan terhadap sebuah fasilitas industri milik Kementerian Pertahanan Iran di kota Isfahan, yang sebelumnya dikaitkan dengan aktivitas sabotase terhadap program nuklir Iran.
Media peradilan Iran, Mizan, melaporkan bahwa Langarneshin mengakui semua tuduhan itu selama proses pengadilan.
Namun, tidak ada pernyataan resmi dari pihak pembela atau keluarga terdakwa mengenai kebenaran pengakuan tersebut.
Eksekusi ini terjadi di tengah hubungan yang memanas antara Iran dan Israel, yang telah terlibat dalam “perang bayangan” selama beberapa dekade.
Iran menuduh Mossad sebagai dalang di balik berbagai pembunuhan ilmuwan nuklir dan serangan siber yang menargetkan program nuklirnya.
Pekan ini, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi menuduh Israel berupaya menggagalkan pembicaraan nuklir antara Teheran dan Washington.
Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak kesepakatan apa pun yang memungkinkan Iran tetap memperkaya uranium, dan mendorong pembongkaran total infrastruktur nuklir Iran.
Negosiasi nuklir antara Iran dan negara-negara besar dunia terus berlangsung dengan ketegangan tinggi, dan eksekusi ini dipandang dapat memperburuk situasi diplomatik yang sudah rapuh.